Monday, October 6, 2014

masjid sajaroh atau masjid bir ali


SEJARAH SINGKAT MASJID BIR ALI / MASJID SAJAROH
SEJARAH pendirian masjid bermula ketika Rasulullah berteduh (dan menjalankan salat) di bawah pohon sejenis akasia di Lembah ’Aqiq, daerah Dzulhulaifah. Beliau melakukan itu ketika dalam perjalanan menuju Mekah. Belakangan, di sana, di tempat pohon itu berdiri, dibangunlah sebuah masjid. Kisah inilah yang membuat Masjid Bir Ali akrab dengan sebutan Masjid Syajarah (Pohon).
Masjid itu pun disebut Bir Ali lantaran Ali bin Abi Thalib pernah membuat sumur (bi’r). ”Bahkan, berdasarkan sejarah, Ali bin Abi Thalib tak hanya membuat satu sumur, tetapi banyak. Oleh karena itu, sebagian orang menyebut masjid ini sebagai Abyar (jamak dari kata bi’r) Ali,” kata Ketua Sektor Bir Ali PPIH Arab Saudi, Deni Hudaeny Achmad Arifin, Rabu (25/9/2013). Sayang, kini, sumur-sumur itu tak lagi berbekas.
Selain itu, masjid tersebut pun dikenal sebagai Masjid Dzulhulaifah (merujuk kepada distrik tempatnya berada), serta Masjid Ihram dan Masjid Almiqat. Dua nama terakhir ini merujuk kepada fungsi masjid sebagai miqat makani (niat berihram) bagi jemaah calon haji yang akan menuju Mekah dari arah Madinah.
Setelah zaman Rasulullah, masjid baru dirombak pada masa Umar bin Abdulaziz saat menjabat sebagai Gubernur Madinah (87-93 hijriah). Renovasi kedua dilakukan oleh Zaini Zainuddin Alistidar pada 861 Hijriah (1456 Masehi). Selanjutnya, pada masa Dinasti Utsmaniah, tepatnya tahun 1090 Hijriah (1679 Masehi), Masjid Bir Ali kembali direnovasi.
**
KETIKA memerintah Arab Saudi (1981-2005), Raja Fahd bin Abdulaziz --yang mengikrarkan diri sebagai khaadimulharamain (pelayan dua Tanah Suci)-- merombak Masjid Bir Ali secara besar-besaran. Konon, ia mengeluarkan dana sebesar 170 juta riyal untuk itu.
Menggunakan karya arsitek ternama Abdulwahid Alwakil, jadilah kini Masjid Bir Ali nan megah yang berukuran 26.000 meter persegi. Berdiri di atas lahan seluas 90.000 meter persegi, masjid itu mampu menampung hingga 5.000 orang. Selain itu, lahan seluas 34.000 meter di antaranya digunakan untuk jalan, areal parkir, pepohonan, dan paviliun.
Dalam desain, Alwakil membuat komposisi bangunan masjid berprofil tinggi yang dikelilingi oleh ”benteng” berprofil rendah. Ia mengaku terinspirasi oleh tradisi masyarakat setempat. Di bagian atap, ia membubuhkan kubah. Selain itu, di salah satu sudut bangunan masjid, ia menambahkan menara setinggi 64 meter yang mirip sekali dengan mercusuar. Masjid ini pun dilengkapi dengan 512 toilet dan 566 kamar mandi. Sementara lahan parkir di sekitarnya mampu menampung 500 kendaraan kecil dan 80 kendaraan besar.
**


No comments:

Post a Comment